Twit Fahri Hamzah yang menyindir Fadli Zon dan Rizieq Fahri Hamzah dengan Fadli Zon adalah dua sahabat karib yang tidak terpisahkan. Mereka ...
Twit Fahri Hamzah yang menyindir Fadli Zon dan Rizieq
Fahri Hamzah dengan Fadli Zon adalah dua sahabat karib yang tidak terpisahkan. Mereka sangat kompak sebelum Pilgub DKI Jakarta. Apa yang dikatakan oleh Fadli Zon selalu diaminkan oleh Fahri Hamzah begitu juga sebaliknya. Ketika Fadli Zon turun ke jalan, Fahri Hamzah juga ikut bahkan berorasi ingin menjatuhkan Presiden Jokowi dengan mahkamah rakyat atau melalui parlemen. Dimana ada Fadli Zon disitu ada Fahri Hamzah, karena mereka sama-sama sebagai Wakil Ketua DPR-RI.
Sejak penetapan Pansus Hak Angket KPK, hubungan antara Fadli Zon dan Fahri Hamzah mulai ada gap yang tidak kelihatan. Seperti ada sesuatu yang memisahkan mereka. Apakah ini karena Fahri Hamzah yang telah menyetujui Hak Angket KPK dan Fadli Zon malah walk out saat itu? Apakah dari sini sudah ada kelihatan ketidak sinkronan antara mereka berdua?
Twit Fadli Zon yang menuai kritikan dari Fahri Hamzah
Fahri Hamzah yang saat sudah tidak mempunyai partai, karena PKS secara terang-terangan telah menolak Fahri Hamzah sebagai anggotanya. Fahri pun saat ini sudah independen, karena belum ada satu pun yang menawarkan diri kepada Fahri untuk masuk menjadi anggota partai. Tidak juga dari Partai Gerindra yang kita selama ini selalu seiring-sejalan dengan Fahri Hamzah. Apakah karena Fadli Zon tidak menawarkan kepada Fahri Hamzah untuk menjadi kader Gerindra menyebabkan Fahri mulai keki kepada Fadli Zon? Karena kalau tanpa partai nasib Fahri di tahun 2019 nanti hanya akan menjadi pengangguran. Kalau tidak ada partai yang mengusungnya menjadi calon anggota DPR, lalu Fahri mau lewat mana mencalonkan diri? Secara Independen? Ya tak mungkinlah, kecuali Fahri mencalonkan diri menjadi anggota DPD. Tapi apakah Fahri mau menjadi anggota DPD yang fungsinya sampai sekarang tidak jelas?
Karena merasa dirinya sudah tidak diperlukan oleh Gerindra terutama Fadli Zon, setelah kemenangan Anies-Sandi di Pilgub DKI Jakarta. Fahri mulai gelisah, karena sahabat baiknya ini tidak juga mengirimkan sinyal tiga bar kepada dirinya untuk menjadi kader Gerindra. Merasa dirinya sudah tidak diperlukan oleh Fadli Zon lagi, maka Fahri mulai berani menyindir Fadli Zon bahkan kepada Rizieq sekali pun.
Dan yang menyebut diri pahlawan tetapi menolak diadili lebih hina dari penjahat yang telah menerima vonis pengadilan.
Jika orang lain berhadapan dengan hukum, suaranya kompak “buktikan di pengadilan”.
Tapi kalau hukum menimpa diri atau kelompoknya, mereka berkata kompak dan keras, “ini kriminalisasi ini rekayasa”.
Bahkan berani mengatakan, ” kami tidak percaya polisi, mohon Presiden terlibat bentuk tim investigasi”
Kutipan di atas adalah dari cuitan Fahri Hamzah yang diberi tagar #JusticeForAll, Keadilan untuk semua. Menurut pendapat saya cuitan Fahri Hamzah ini ingin menyindir Fadli Zon dan Rizieq yang saat ini masih buron ke Arab Saudi karena menghindari kasusnya yang sedang disidik oleh polisi. Mengapa saya berani mengatakan bahwa cuitan tersebut Fahri ingin menyindir Fadli Zon dan Rizieq karena pada saat Fahri mencuit di akun twitternya, pada hari itu juga Fadli Zon sedang mengunjungi Rizieq Shihab di Arab Saudi.
Cuitan Fadli Zon ketika bertemu dengan Rizieq Shihab hari dan tanggalnya adalah sama dengan cuitan Fahri Hamzah di atas, yaitu tanggal 22 Agustus 2017. Kenapa bisa demikian, karena Fahri Hamzah sudah melihat bahwa kelakuan sahabat ini sudah diluar batas. Sudah tidak menunjukkan bahwa dirinya adalah seorang Wakil Ketua DPR-RI. Masak seorang Wakil Ketua DPR yang terhormat mengunjungi seorang buronan polisi?
Mari kita lihat cuitan dari Fahri Hamzah di atas. Cuitan pertama Fahri jelas-jelas ingin menyindir Rizieq Shihab, karena selama ini Rizieq merasa dirinya adalah seorang pahlawan pembela agama Islam. Tetapi ketika dirinya terlibat kasus chat pornografi dan lainnya, dirinya malah melarikan diri ke Arab Saudi dan tak berani pulang ke Indonesia. Bahkan Fahri menganggap bahwa Rizieq Shihan lebih hina dari seorang penjahat yang dengan berani menerima vonis pengadilan.
Cuitan kedua ini jelas-jelas ditujukan kepada Fadli Zon atau pun Rizieq Shihab. Fadli Zon dan Rizieq Shihab Contohnya tentang kasus Ahok. Ahok selalu menyatakan bahwa dirinya tidak bermaksud menghina atau pun menistakan agama Islam. Tetapi Fadli Zon dan Rizieq Shihab selalu menyatakan lebih Ahok membuktikan perkataannya di pengadilan.
Cuitan ketiga dari Fahri Hamzah sudah jelas-jelas ditujukan kepada Rizieq dan kelompoknya. Bagaimana tidak, selama ini kasus yang menimpa Rizieq selalu dibilang kriminalisasi. Kriminalisasi ulama lah dan segala macam. Ini memang menjadi senjata bagi kelompok sebelah, jika mereka terkena jeratan hukum selalu dibilang kriminalisasi. Tapi jika orang lain yang terjerat hukum, dengan lantang mereka akan katakan selesaikan secara hukum. Inilah standar ganda yang mereka terapkan selama ini.
Cuitan keempat, juga jelas-jelas ditujukan kepada kelompok Rizieq Shihab. Pengacara Rizieq selalu mengatakan bahwa mereka tidak percaya kepada polisi, bahkan mereka berusaha keras untuk menemui Presiden Jokowi dan meminta kepada Presiden Jokowi untuk menekan kepolisian agar menghentikan kasus yang menjerat Rizieq Shihab. Bukankah ini sebuah intervensi dari Presiden? Jika pada kasus Ahok, mereka meminta Presiden untuk tidak intervensi, tetapi terhadap kasus Rizieq mereka justru meminta Presiden untuk intervensi, piye toh?
Pertanyaannya adalah kenapa Fahri Hamzah sekarang malah mulai menyerang Fadli Zon dan Rizieq Shihab? Bukankah selama ini Fahri dan Fadli adalah sahabat? Dan terhadap Rizieq, Fahri ada di kelompoknya? Mengapa sekarang Fahri malah berubah haruan?
Kemungkinan besar, Fahri sudah menyadari bahwa selama ini dia bergaul dengan orang yang salah. Yang selalu menggunakan isu SARA untuk memperoleh kemenangan. Fahri menyadari bahwa isu tersebut lama-lama akan menghancurkan Indonesia yang dia cintai. Oleh karena itu, dia mulai tidak memihak kepada pemecah belah bangsa.
Yang kedua kemungkinan, Fahri ingin berada di kubu Presiden Jokowi. Karena Fahri sudah tidak mempunyai partai lagi untuk mengusungnya di tahun 2019, maka Fahri mengharapkan ada jabatan yang akan diperolehnya jika nanti Presiden Jokowi memenangkan Pilpres di tahun 2019. Karena sebelumnya Fahri juga mengatakan bahwa sekarang ini tidak ada yang dapat mengungguli Presiden Jokowi di tahun 2019.