"Tiga jabatan ini akan menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat serta melindungi dan mengayomi masyarakat dengan cara preemptive dan...
"Tiga jabatan ini akan menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat serta melindungi dan mengayomi masyarakat dengan cara preemptive dan preventif," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri, Brigadir Jenderal M Iqbal
"Lalu kami akan mengecap 'hoax' pada konten itu, resmi dari Divisi Humas Polri. Kemudian kita sebar luaskan bahwa itu adalah hoaks dan tidak perlu disebarluaskan lagi oleh masyarakat," ungkap Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Setyo Wasisto
"Saya titip, negara ini negara besar. Jangan sampai pemilihan gubernur, pemilihan bupati, pemilihan wali kota, apalagi nanti menginjak Pemilihan Presiden 2019, jangan sampai pilihan berbeda karena demokrasi yang kita jalankan menjadi pecah, tidak rukun lagi… Kita merupakan saudara sebangsa dan setanah air, silakan pilih pemimpin negara yang paling baik. Setelah itu, kita kembali jadi saudara sebangsa setanah air. Jangan sampai tidak saling sapa tetangga, antarkampung, antarteman, jangan! Kalau ada gesekan sedikit, segera selesaikan. Jangan seperti Afghanistan, sudah 40 tahun (konflik) tak terselesaikan…" ucap Presiden saat memberikan sambutan pada Puncak Perayaan Hari Ulang Tahun Ke-51 Angkatan Muda Siliwangi di Gedung Merdeka, Kota Bandung, kemarin. SUMBER
Sudah ada wacana pihak Kepolisian Republik Indonesia akan segera membentuk satgas Anti SARA, satuan tugas di bawah pihak kepolisian untuk mencegah kejahatan media sosial. Kita tahu memasuki tahun politik 2018-2019 ini, merupakan sebuah tahun yang riskan.
Mengingat keberhasilan oknum-oknum dalam menggoreng isu SARA yang dilakukan pada saat Pilkada DKI Jakarta, kita tentu harus berhati-hati ke depannya. Isu SARA ini sangat nikmat digoreng. Mengawini agama dan politik merupakan sesuatu yang seksi.
Miskonsepsi dengan sengaja ditaburkan di tengah-tengah kaum grass root alias akar rumput, untuk mendulang suara. Isu agama diembuskan dengan mengerikan. Politisasi ayat dan mayat terjadi dengan terstruktur, sistematis, dan masif. Ini adalah sebuah kejahatan yang harus dihindari.
Mengapa harus dihindari? Jawabannya sederhana. Perpecahan yang timbul karena politisasi agama, sangat sukar dikembalikan. Kita tahu Indonesia adalah negara yang menjunjung tinggi kebinekaan alias keberagaman. Dipersatukan dalam keberagaman, unity in diversity, merupakan sebuah bentuk kesatuan yang sangat ringkih, jika tidak dipertahankan. Untuk itulah satgas anti SARA muncul.
Di tengah-tengah wacana munculnya satgas anti SARA sedang viral baik melalui media pemberitaan maupun Seword, salah seorang pendukung radikal dari Prabowo dan Anies, Zeng Wei Jian, tiba-tiba tidak ada lagi di Facebook.
Awalnya saya pikir saya diblock, namun ketika saya bertanya kepada pengikutnya, ternyata akun ini memang hilang. ZWJ dikenal sebagai pegiat media sosial yang kerap kali menghina Ahok dan para pendukungnya. Beberapa artikelnya pun ada sedikit serempet-serempet. Apakah ini adalah bentuk ketakutan ZWJ? Saya punya analisisnya.
Analisis pertama, mari anggap saja tidak ada hubungan antara berdirinya Satgas Anti SARA dengan hilangnya akun ZWJ dari peredaran. ZWJ adalah loyalis alumni 212. Meskipun ia berwajah oriental denga nama yang sangat totok orientalnya, ia berhati 212. Kebatinan antara dirinya dan 212 ibarat tato Wiro Sableng yang menempel di dadanya.
ZWJ ibarat Wiro Sableng. Senjatanya bukan kapak, melainkan tangan dan otaknya yang suka nyinyir terhadap kinerja Ahok dan Jokowi. Tanpa takut, dianggap laskar dan alumni, ZWJ menulis dan menggiring opini publik dengan hebat, meskipun ia menggunakan cara pikir kaum sebelah, yang rata itu loh. Hahaha.
Jadi jika memang tidak ada hubungan antara berdirinya satgas Anti SARA dengan hilangnya Facebook ZWJ, kita anggap saja ia sedang berpindah ke framework tandingan Facebook bikinan alumni 212. Hahaha. Namun saya yakin, ZWJ ini punya jiwa oriental yang juga memiliki selera yang tinggi. Tidak lama ia akan muncul lagi nanti di FB, percayalah.
Analisis kedua, kita berandai-andai jika ZWJ ketakutan dan takut dicyduk polisi karena ada beberapa artikelnya yang meyinggung SARA. Ya ini sudah tidak perlu dibahas lagi. Kita sudah tahu ZWJ mungkin sekarang mulai mirip Jonru yang ketakutan dan terbirit-birit. Mungkin ZWJ sedang mencari suaka ke Cina, karena ada beberapa artikelnya yang menyinggung Sarah? Hahaha.
Atau jangan-jangan hilangnya akun ZWJ ini menandakan bahwa ia sudah mencapai tujuannya? Mungkin saja ZWJ menghapuskan akun FB-nya, karena ia merasa sudah masuk ke Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP)?
Jadi sederhananya, ZWJ sudah mendapatkan apa yang ia inginkan, berhasil merayu Anies dengan loyalitasnya mem-framing Anies sebagus mungkin. Saya memiliki feeling yang kuat bahwa inilah yang sedang terjadi. Melihat dari kecenderungan orang-orang semacam ini, mereka oportunis dan cerdik. Bisa loh?
https://seword.com/umum/satgas-anti-sara-muncul-fb-zeng-wei-jian-mendadak-musnah-ketakutan-atau-kebetulan-r1yLlbK7G