Penyidik Satuan Reskrim Polresta Depok, Jawa Barat kembali akan memeriksa Hanna Annisa, wanita muda yang diduga menjadi pemeran dalam video ...
Penyidik Satuan Reskrim Polresta Depok, Jawa Barat kembali akan memeriksa Hanna Annisa, wanita muda yang diduga menjadi pemeran dalam video panas.
Rencananya, alumnus Universitas Indonesia tersebut akan diperiksa pada pekan ini.
Surat panggilan pun telah dikirimkan kepada Hanna.
Sebelum memeriksa Hanna, polisi telah bekerja sama dengan tim ahli kedokteran untuk memeriksa fisik Hanna.
Hasilnya, tim dokter ahli menemukan tanda bekas luka di seputaran area sensitif perempuan itu.
“Pada HA (Hanna ) ditemukan ada luka di bagian sensitif, katanya, bekas operasi," ujar Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota Depok, Komisaris Polisi Putu Kholis Aryana, Rabu (1/11/2017) kemarin, sebagaimana dilansir dari Tribun Jabar.
Apa yang disampaikan polisi serupa dengan curhat pemilik akun @hannaniss pada Instagram.
".........Kedua, saya punya bekas luka operasi angkat tumor yg cukup besar di bagian dada sejak lama. Di kedua video tidak ada bekas luka di tubuh wanita tersebut."
Menurut admin akun yang mengaku sebagai Hanna, dirinya memiliki bekas operasi pengangkatan tumor di dada, sedangkan dalam video terlihat tidak ada tanda itu.
Berikut klarifikasi yang mengaku Hanna pada pemberitaan sebelumnya yang menjelaskan bahwa ada bekas luka operasi pada tubuhnya.
"KLARIFIKASI"
"Dari sekitar 2-3 bulan yang lalu, banyak orang yang tiba-tiba follow saya & DM saya, mencoba untuk mengkaitkan saya sama suatu video asusila."
"Saya tadinya gatau itu video apa, video siapa, tapi orang-orang langsung mengolok - olok saya secara kurang ajar seolah-olah wanita yang ada di video adalah saya dan pria nya adalah cowo saya."
"Lama kelamaan follower dan DM makin meledak sampai ada yg kirim cuplikan video tersebut."
"Saya sudah klarifikasi personal sama semua orang yg tanya & nuduh itu saya, dan saya memang gamau ambil pusing dan ngurusin ini lebih jauh.
"Tapi ternyata ini ga makin reda, malah makin meledak dan identitas saya makin disalahgunakan."
"Saat ini sudah ada 2 video yg dikaitkan ke saya dan cowo saya dan berdampak parah ke nama saya, cowo saya, dan orang-orang terdekat saya."
"Bahkan sampai ada belasan fake account yang mengaku-ngaku sebagai saya dan di dlm account itu mengclaim bahwa saya dan cowo saya adalah pelaku dalam video itu."
"Saya sudah coba sebisa mungkin klarifikasi secara personal ke banyak orang, tapi klarifikasi saya tidak sampai ke banyak orang ini, sehingga saya merasa perlu klarifikasi di account instagram saya sendiri untuk meluruskan semuanya."
"Sebelumnya, saya ingin konfirmasi bahwa ini adalah satu-satunya account saya, dengan username yang sama seperti yang disebarkan dimana-mana."
"Pertama, saya TIDAK PERNAH membuat video semacam itu bersama siapapun, termasuk cowo saya yang sekarang."
"Kedua, saya punya bekas luka operasi angkat tumor yg cukup besar di bagian dada sejak lama.
"Di kedua video tidak ada bekas luka di tubuh wanita tersebut."
"Ketiga, banyak kemungkinan lain yang bisa menyebabkan orang langsung percaya bahwa yang di video adalah saya."
"Bisa karena ada orang yang memang mirip (apalagi menilai di Indonesia ada lebih dari 200juta orang), bisa karena editan, dan lain-lain."
"Saya yakin orang banyak langsung mengira bahwa itu saya karena mereka langsung disuguhi video beserta capture an foto, instagram, dan identitas saya sehingga mereka langsung menelan bulat-bulat informasi yang salah tsb tanpa peduli kebenarannya dan dampak dari tindakan mereka thd saya."
Hanna Annisa/instagram
Membantah Saat Pemeriksaan Awal
Sebelumnya, beredar melalui media sosial video tak senonoh antara seorang pria dan perempuan.
Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota Depok telah melakukan pemeriksaan terhadap dua orang yang diduga di video pada Jumat (27/10/2017) lalu.
Namun, keduanya membantah bukan pemeran dan kepemilikan video tersebut.
Termasuk sebuah akun Instagram yang mencatut namanya.
Kepala Kepolisian Resor Kota Depok Komisaris Besar Polisi Herry Heryawan mengatakan, si wanita juga membantah kepemilikan akun Instagram yang mencatut namanya.
"Kemudian, kita telusuri untuk Instagram atas nama Hanna Anisa. Dia juga mengakui masih aktif, dan yang ada tulisan "tolong hapus video itu" yang ada di Instagram. Itu dia mengakui bukan punya yang bersangkutan," ujar Herry di Mapolda Metro Jaya, Semanggi, Jakarta Selatan, Selasa (31/10/2017) lalu.
Polisi masih menyelidiki pelaku yang menyebarluaskan video syur tersebut serta memastikan siapa pemerannya.
Polisi akan melibatkan beberapa saksi, yakni ahli IT, gerak tubuh, dan ahli digital forensik.
Polisi memiliki bukti empat video syur. Tiga di antaranya dibantah milik Hanna dan MF.
"Ahli digital yang akan melakukan pemeriksaan. Dari tiga untuk membuktikan itu, kita harus lihat dari gesture-nya, dari ahli digital forensiknya. Kita juga lihat background atau latar belakangnya apa, tempatnya di mana dan sebagainya. Itu yang bisa bicara ahli," ujar Herry.
(Tribunnews.com)
Membantah Saat Pemeriksaan Awal
Sebelumnya, beredar melalui media sosial video tak senonoh antara seorang pria dan perempuan.
Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota Depok telah melakukan pemeriksaan terhadap dua orang yang diduga di video pada Jumat (27/10/2017) lalu.
Namun, keduanya membantah bukan pemeran dan kepemilikan video tersebut.
Termasuk sebuah akun Instagram yang mencatut namanya.
Kepala Kepolisian Resor Kota Depok Komisaris Besar Polisi Herry Heryawan mengatakan, si wanita juga membantah kepemilikan akun Instagram yang mencatut namanya.
"Kemudian, kita telusuri untuk Instagram atas nama Hanna Anisa. Dia juga mengakui masih aktif, dan yang ada tulisan "tolong hapus video itu" yang ada di Instagram. Itu dia mengakui bukan punya yang bersangkutan," ujar Herry di Mapolda Metro Jaya, Semanggi, Jakarta Selatan, Selasa (31/10/2017) lalu.
Polisi masih menyelidiki pelaku yang menyebarluaskan video syur tersebut serta memastikan siapa pemerannya.
Polisi akan melibatkan beberapa saksi, yakni ahli IT, gerak tubuh, dan ahli digital forensik.
Polisi memiliki bukti empat video syur. Tiga di antaranya dibantah milik Hanna dan MF.
"Ahli digital yang akan melakukan pemeriksaan. Dari tiga untuk membuktikan itu, kita harus lihat dari gesture-nya, dari ahli digital forensiknya. Kita juga lihat background atau latar belakangnya apa, tempatnya di mana dan sebagainya. Itu yang bisa bicara ahli," ujar Herry.
(Tribunnews.com)