Habis manis sepah dibuang, sudah nangis sampai hati ditendang pula. begitulah kira-kira idiom yang tepan untuk asma dewi. Sekretaris Pre...
begitulah kira-kira idiom yang tepan untuk asma dewi.
Sekretaris Presidium Alumni Aksi 212, Asma Dewi, kini sudah meringkuk di tahanan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya terkait ujaran kebencian, penyebaran hoax dan hujatan SARA di media sosial (medsos). Penangkapannya tersebut berawal dari ditemukannya transfer dana sebesar Rp 75 juta di rekeningnya untuk seorang petinggi komplotan penyebar hujatan kebencian berbayar, Saracen.
Jika ditelisik ke belakang, Asma Dewi juga sempat muncul sebagai seorang nara hubung untuk Aksi Tamasya Al-Maidah. Tidak bisa dipungkiri karena nama, foto diri, berikut nomor handphone miliknya terpampang jelas di selebaran elektronik resmi untuk aksi itu.
Tamasya Al-Maidah itu sendiri merupakan aksi kampanye untuk mengawal pelaksanaan pemungutan suara Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2017 beberapa waktu yang lalu. Dan sosok Asma ini memang akrif dalam kegiatan kampanye tim sukses Anies-Sandi, terbukti dari foto-foto dirinya yang beredar di dunia maya selama ini.
Saat penangkapannya mencuat ke publik, warganet banyak membagikan foto-fotonya baik saat dia berseragam tim sukses Anies-Sandi, sampai foto-foto selfie bersama Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta terpilih maupun Sandiaga Uno, Wakil gubernur DKI Jakarta terpilih.
Wakil Sekretaris Jenderal Partai keadilan Sejahtera (Wasekjen PKS), Mardani Alisera sebagai mantan Timses Anies-Sandi dalam Pilgub 2017 mengklarifikasi, bahwa Asma Dewi memang sering ikut kampanye namun bukan bagian dari 200-an anggota Timses resmi Anies-Sandi.
" Dia memang beberapa kali atau sering ikut kampanye. Mas Anies tidak bisa menolak keinginannya itu. Tapi kami pastikan, dia bukan bagian dari 246 Timses," beber Mardani kepada awak media, Senin (11/9).
Bahkan dirinya juga membantah jika Asma Dewi adalah seorang kader PKS. Karena menurutnya nama ibu rumah tangga tersebut sama sekali tidak ada dalam daftar keanggotaan PKS.
" Itu semua isu, dan sudah beberapa kali mengarah kesitu. Kami serahkan saja semuanya ke ranah hukum," tutupnya.
