Pengertian Iman menurut Al-Qur’an dan Al-Hadis

Satu hal yang membedakan antara derajat manusia yang satu dengan lainnya ialah imannya yang mendalam kepada Alloh dan keyakinannya bahwa ...

Satu hal yang membedakan antara derajat manusia yang satu dengan lainnya ialah imannya yang mendalam kepada Alloh dan keyakinannya bahwa apapun peristiwa yang terjadi di alam ini dan apa pun yang terjadi pada diri manusia adalah berkat qadha’ dan taqdir Allah.

Iman merupakan karunia Allah yang terbesar bagi manusia. Karena iman sebagian manusia mau menerima ajaran agama islam sebagai ajaran yang haq, karena iman pula manusia melakukan berbagai amal kebaikan, termasuk kita kuliah saat ini, tak lain karena kita iman (percaya) bahwa dengan kuliah kita akan memperoleh kehidupan dan kebahagian yang lebih baik

Pengertian Iman Secara bahasa “iman” berarti pembenaran hati, kemantaban hati atau percaya, sedangkan secara syari’at “iman” berarti mengetahui Allah dan sifat-sifatnya disertai dengan menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi semua yang dilarang-Nya.

Didalam Al-Qur’an, Allah telah menjelaskan pengertian orang yang beriman seperti dalam surat Al-Baqoroh ayat 3 yang Artinya: “(orang yang beriman adalah) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka” (Q.S. Al-Baqoroh :2) 
Isi kandungan ayat di atas adalah sebagai berikut:  Iman ialah kepercayaan yang teguh yang disertai dengan ketundukan dan penyerahan jiwa. tanda-tanda adanya iman ialah mengerjakan apa yang dikehendaki oleh iman itu. 

 Yang ghaib ialah yang tak dapat ditangkap oleh panca indera. percaya kepada yang ghaib yaitu, mengi'tikadkan adanya sesuatu yang maujud yang tidak dapat ditangkap oleh panca indera, karena ada dalil yang menunjukkan kepada adanya, seperti: adanya Allah, malaikat-malaikat, hari akhirat dan sebagainya.
Shalat menurut bahasa 'Arab: doa. menurut istilah syara' ialah ibadat yang sudah dikenal, yang dimulai dengan takbir dan disudahi dengan salam, yang dikerjakan untuk membuktikan pengabdian dan kerendahan diri kepada Allah. mendirikan shalat ialah menunaikannya dengan teratur, dengan melangkapi syarat-syarat, rukun-rukun dan adab-adabnya, baik yang lahir ataupun yang batin, seperti khusu', memperhatikan apa yang dibaca dan sebagainya.

Rezki: segala yang dapat diambil manfaatnya. menafkahkan sebagian rezki, ialah memberikan sebagian dari harta yang telah direzkikan oleh Tuhan kepada orang-orang yang disyari'atkan oleh agama memberinya, seperti orang-orang fakir, orang-orang miskin, kaum kerabat, anak-anak yatim dan lain-lain. Sedangkan pengertian iman menurut hadits Rasulullah Saw adalah sebagai berikut:

 عَنِ ابْنِ حَجَرٍ رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ الله صَلىَّ الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أْلإِيْمَانُ مَعْرِفَةٌ بِاْلقَلْبِ وَقَوْلٌ بِالِّلسَانِ وَعَمَلٌ بِاْلأَرْكَانِ (رواه ابن ماجه والطبراني) 

Artinya: “Dari Ibnu Hajar Radhiyallahu ‘Anhu beliau berkata: Rasulullah SAW telah bersabda: Iman adalah Pengetahuan hati, pengucapan lisan dan pengamalan dengan anggota badan” (H.R. Ibnu Majah dan At-Tabrani). 

Isi kandungan hadits di atas menjelaskan bahwa unsur-unsur yang membentuk keimanan seseorang itu ada 3, yaitu: Pengetahuan hati, pengucapan lisan dan pengamalan dengan anggota badan. 

1. Pengetahuan Hati (مَعْرِفَةٌ بِاْلقَلْبِ ) Berbicara tentang iman, tentu berbicara tentang keyakinan. Maka secara mutlak orientasi pembahasan di titik beratkan pada jiwa seseorang atau lazimnya di sebut “qalbu”. Hati merupakan pusat dari satu keyakinan, kita semua sepakat bahwa dalam diri manusia terdapat dua unsur pokok kejadian, terbentuknya jazad dan rohani, apabila keduanya pincang atau salah satu di antaranya kurang, maka secara mutlak tidak mungkin terbentuk makhluk yang bernama manusia. Orang yang beriman hatinya harus ma’rifat kepada Allah, mengetahui siapakah Allah itu, karena tanpa mengenal Allah mustahil seseorang akan beriman kepada Allah. 

2. Pengucapan Lisan (قَوْلٌ بِالِّلسَانِ) Setelah mengenal Allah dan meyakini dengan sepenuh hati, seorang mukmin diwajibkan mengakui dan mengikrarkan dengan lisan, yakni dengan mengucapkan dua kalimat syahadah . 

3. Pengamalan dengan anggota badan (وَعَمَلٌ بِاْلأَرْكَانِ). Amal merupakan unsur dari iman. Seperti perkataan Imam Ibnu Abdil Barr: 

أَجْمَعَ أَهْلَ اْلفِقْهِ وَاْلحَدِيْثِ عَلَى أَنَّ اْلإِيْمَانَ قَوْلٌ وَعَمَلٌ، وَلاَ عَمَلٌ إِلاَّ بِنِيَّةٍ 

Artinya: “Para ahli fiqih dan hadis telah sepakat bahwasannya iman itu perkataan dan perbuatan. Dan tidaklah ada perbuatan kecuali dengan niat”. Al-Imaam Ibnul-Qayyim al-Jauziy juga berkata berkata :

 حَقِيْقَةُ اْلإِيْمَانِ مُرَكَّبَةٌ مِّنْ قَوْلٍ وَعَمَلٍ. وَاْلقَوْلُ قِسْمَانِ : قَوْلُ اْلقَلْبِ، وَهُوَ اْلاِعْتِقَادُ، وَقَوْلُ اللِّسَانِ، وَهُوَ التَّكَلُّمُ بِكَلِمَةِ اْلإِسْلاَمِ. وَاْلعَمَلُ قِسْمَانِ : عَمَلُ اْلقَلْبِ، وَهُوَ نِيَّتُهُ وَإِخْلاَصُهُ، وَعَمَلُ اْلجَوَارِحِ. فَإِذَا زَالَتْ هَذِهِ اْلأَرْبَعَةُ، زَالَ اْلإِيْمَانُ بِكَمَالِهِ، وَإِذَا زَالَ تَصْدِيْقُ اْلقَلْبِ، لَمْ تَنْفَعْ بَقِيَّةُ اْلأَجْزَاءِ 

Artinya: “Hakekat iman terdiri dari perkataan dan perbuatan. Perkataan ada dua : perkataan hati, yaitu i‘tiqaad; dan perkataan lisan, yaitu perkataan tentang kalimat Islam (mengikrarkan syahadat ). Perbuatan juga ada dua : perbuatan hati, yaitu niat dan keikhlasannya; dan perbuatan anggota badan. Apabila hilang keempat hal tersebut, akan hilang iman dengan kesempurnaannya. Dan apabila hilang pembenaran (tasdiiq) dalam hati, tidak akan bermanfaat tiga hal yang lainnya”. 

Al-Imam Malik, al-Syafi’i, Ahmad, al-Auza‘i, Ishaq ibn Rahawaih, dan segenap ulama ahli hadis serta ulama Madinah demikian juga para pengikut mazhab Zahiriyyah dan sebagian ulama mutakallimin berpendapat bahwa definisi iman itu adalah : pembenaran dengan hati, pengakuan dengan lisan, dan amal dengan anggota badan. Para ulama salaf menjadikan amal termasuk unsur keimanan. Oleh sebab itu iman bisa bertambah dan berkurang, sebagaimana amal juga bertambah dan berkurang. 

B. Identitas seorang Mukmin terletak pada sifat dan sikapnya Dalam hadits-hadits Nabi, sangat banyak disebutkan tentang masalah keimanan. Tetapi sebagian besar kaum muslim tidak memahami bahkan salah memahami bagaimana keimanan itu. Sehingga banyak kaum muslim yang mengaku beriman tetapi mereka tidak sama sekali mengaplikasikan substansi keimanan tersebut. Ada orang yang rajin shalat, tetapi korupsinya juga rajin. Ada yang giat bersedekah, tetapi masih suka mengambil uang negara. 

Hal ini mengindikasikan bahwa ada yang salah dalam pengamalan ajaran-ajaran Islam. Ciri-ciri (Identitas) seorang Mukmin dapat terlihat dari sifat dan sikapnya. Berikut ini akan disebutkan beberapa hadits Rosulullah yang menjelaskan tentang sifat dan sikap orang yang beriman. (semoga ciri-ciri ini sesuai dengan kepribadian pembaca dan penyusun Amiin) 
1. Orang mukmin akan mencintai Allah dan Rosul-Nya melebihi cinta kepada makhluk-Nya. Sabda Rasulullah: 

حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ وَمُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى بْنِ أَبِي عُمَرَ وَمُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ جَمِيعًا عَنْ الثَّقَفِيِّ قَالَ ابْنُ أَبِي عُمَرَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ أَنَسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ثَلاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ بِهِنَّ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ مَنْ كَانَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ بَعْدَ أَنْ أَنْقَذَهُ اللَّهُ مِنْهُ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ. (رواه البخاري و مسلم) 

Artinya: ”Telah menceritakan kepada kami Ishaq ibn Ibrahim dan Muhammad ibn Yahya ibn Abi ‘Umar serta Muh}ammad ibn Basysyar semuanya dari al-Saqafi berkata Ibnu Abi ‘Umar telah menceritakan kepada kami ‘Abd al-Wahhab dari Ayyub dari Abu Qilabah dari Anas dari Nabi saw., dia berkata,

 "Tiga perkara jika itu ada pada seseorang maka ia akan merasakan manisnya iman; orang yang mana Allah dan Rasul-Nya lebih dia cintai daripada selain keduanya, mencintai seseorang yang ia tidak mencintainya kecuali karena Allah, dan benci untuk kembali kepada kekafiran setelah Allah menyelamatkannya dari kekafiran tersebut sebagaimana ia benci untuk masuk neraka”.(H.R. Bukhari dan Muslim) 
2. Orang mukmin akan menghormati tamunya. 
3. Orang yang beriman tidak akan menyakiti tetangganya. 
4. Orang yang beriman tidak akan berkata kotor. Sabda Rasulullah SAW:

 عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ الله ُعَنْهُ ، أَنَّ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : مَنْ كَانَ يُؤْمِنٌ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلاَخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْلِيَصْمُتْ ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ )) . رواه البخاري [رقم : 6018 ] ومسلم [ رقم : 47 ] 

Artinya: “Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu: Sesungguhnya Rasulullah SAW telah bersabda: barang siapa yang beriman kepada Allah hari akhir maka hendaknya dia berkata yang baik atau diam, barang siapa yang beriman kepada Allah hari akhir maka hendaknya dia mengormati tetangganya dan barang siapa yang beriman kepada Allah hari akhir maka hendaknya dia menghormat tamunya” 
H.R. Bukhari dan Muslim. 

5. Orang yang beriman akan selalu mencegah kemunkaran.
 عَنْ أَبِيْ سَعِيْدِ اْلخُدْرِيِّ رَضِيَ الله ُعَنْهُ ، قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ الله ِصَلي الله عليه وسلم يَقُوْلُ : (( مَنْ رَّأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ ، فَإِنْ لمَّ ْيَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ ، فَإِنْ لمَّ ْيَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ ، وَذَلِكَ أَضْعَفُ اْلإِيْمَانِ )). رواه مسلم [ رقم : 49 ] 

Artinya: “Dari Abu Sa’d Al-Khudriy Radhiyallahu ‘Anhu, beliau berkata : Saya pernah mendengar Rasulallah SAW berkata: barang siapa diantara kalian melihat suatu kemunkaran maka hendaknya dia merubah dengan kekuasannya, apabila dia merasa tidak mampu maka dengan lisannya, maka apabila dia tidak mampu hendaknya dia membenci kemunkaran tersebut dengan hatinya, yang demikian itu adalah tingkatan iman yang paling lemah ” (H.R. Muslim). 

C. Kualitas Keislaman manusia terletak sejauh mana memperlakukan muslimin yang lain. Iman bagi orang muslim merupakan pondasi utama dari kesadaran keagamaannya yang dalam berbagai wacana keagamaan senantiasa diperingatkan agar dijaga dan diperkuat serta penuh makna dan tafsiran. Peringatan tentang iman itu dari sumber aslinya (al-Qur’an) berkait erat dengan amal perbuatan yang merupakan tuntutan langsung dari iman spiritual itu, sehingga tidak ada iman tanpa amal. 

Ekspresi iman orang mukmin adalah melaksanakan perintah Tuhan, baik berkaitan langsung dengan Tuhan maupun dengan manusia (habuml min Allah dan habum min al-nas). Kualitas (baik buruknya) keislaman manusia terletak sejauh mana seorang muslim memperlakukan muslimin yang lain. hal ini sesuai dengan hadits Rasulullah SAW yang diceritakan oleh sahabat Umat bin Khattab: 

عَنْ عُمَرَ رَضِيَ الله ُعَنْهُ أَنَّهُ قَالَ: سُئِلَ النَّبِيُّ عَلَيْهِ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَنْ أَحَبِّ اْلعِبَادِ إِلىَ اللهِ تَعَالىَ فَقَالَ أَنْفَعُ النَّاسِ، وَعَنْ أَفْضَلِ اْلأَعْمَالِ فَقَالَ إِدْخَالُ السُّرُوْرِ عَلَى قَلْبِ اْلمُؤْمِنِ يَطْرُدُ عَنْهُ جُوْعًا أَوْ يَكْشِفُ عَنْهُ كُرَبًا أَوْيَقْضِيْ لَهُ دَيْنًا،... (رواه البخاري و مسلم)[1] 

Artinya: “Dari Umar Radhiyallahu ‘Anhu, sesungguhnya beliau telah berkata : Nabi SAW pernah ditanya tentang beberapa hamba Allah yang lebih dicintai oleh Allah, maka beliau menjawab: “dia adalah yang berpaling bermanfaat bagi manusia lain”. kemudian ditanya tentang tentang beberapa amal yang paling dicintai Allah, maka beliau menjawab:”membahagiakan orang mukmin, menghilangkan kelaparan atau kesedihannya atau membayarkan hutangnya, ...........”” (H.R. Bukhari dan Muslim).

 Hadits di atas memberikan penjelasan bahwa seorang muslim yang paling dicintai oleh Allah adalah seorang muslim yang memperlakukan muslim lainnya dengan cara yang baik. Karena sebenarnya inti dari ajaran agama islam hanya ada 2, yaitu: 
beramal sholih karena Allah dan berakhlak baik kepada manusia (hablum min Allah dan habum min al-nas). 
Kaitannya dalam memperlakukan muslimin yang lain kualitas keislaman seseorang dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu: 

1. Tingkatan yang terendah Seorang muslim yang baik, dia tidak akan membuat orang lain sakit hati, seperti contoh: tidak online facebook atau memutar musik ketika sedang ada presentasi atau ketika dosen sedang menerangkan materi kuliah. Karena yang demikian dapat membuat membuat dosen sakit hati. Sabda Rasulullah:

 عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ الله ُعَنْهُ ، أَنَّ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ (رواه البخاري و مسلم) 

Artinya: “Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu: Sesungguhnya Rasulullah SAW telah bersabda: barang siapa yang beriman kepada Allah hari akhir maka hendaknya dia mengormati (tidak menyakiti) tetangganya (orang yang berada di sekelilingnya” . (H.R. Bukhari dan Muslim). 

2. Tingkatan yang sedang Seorang muslim yang baik, selain dia tidak menyakiti orang lain dia juga berbuat sesuatu yang membawa kemanfaatan bagi orang lain, seperti contoh: memberi makan tetangga ketika sedang kelebihan makanan, sebagaimana sabda Rasulullah yang artinya: “tidak dinamakan orang iman, orang yang kenyang sedang tetangganya sedang kelaparan”. 

3. Tingkatan yang tertinggi Seorang muslim yang baik selain mengamalkan tingkatan yang pertama dan kedua, dia juga memiliki sifat sabar, tidak membalas dengan kejahatan ketika sedang dijahati orang lain, akan tetapi dia malah membalasnya dengan suatu kebaikan. Sebagaimana wasiat Rasulullah kepada sahabat Ali bin Abi Thalib yang berbunyi: 

إِنْ أَرَدْتَ أَنْ تَسْبِقَ الصِّدِّيْقِيْنَ فَصِلْ مَنْ قَطَعَكَ وَاعْطِ مَنْ حَرَمَكَ وَاْعفُ عَمَّنْ ظَلَمَكَ

 Artinya: “jika kamu ingin melebihi derajat golongan shiddiqiin, maka sambunglah kembali orang yang yang telah memutus tali persaudraan denganmu, dan berilah orang yang tidak pernah memberimu dan maafkanlah orang yang telah menyakitimu” Jika ketiga tingkatan ini diamalkan oleh seluruh penganut agama islam di penjuru dunia, maka kita tidak akan pernah mendengar adanya peperangan, pembubuhan, pencurian dan segala macam kejahatan yang telah ada. Dan inilah sebenarnya misi yang terkandung dalam ajaran islam, yakni sebagai Rahmatan lil ‘alamiin. 

Kesimpulan Berdasarkan pembahasan sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai jawaban atas sub-sub masalah sebagai berikut:

  1. Iman adalah pembenaran dengan segala keyakinan tanpa keraguan sedikitpun mengenai yang datang dari Allah swt dan rasul-Nya. 
  2. Identitas seorang mukmin terletak pada sifat dan sikapnya. Sebagaimana hadits Rasululloh yang telah tersebut di atas. 
  3. Kualitas keislaman manusia terletak pada perlakukannya terhadap muslimin yang lain. Sebagaimana hadits Rasululloh yang telah tersebut di atas. 

B. Implikasi dan Saran Setelah mengetahui bagaimana iman itu dan pentingnya untuk dimiliki dan di amalkan, diharapkan kepada orang beriman atau yang mengaku dirinya sebagai orang yang beriman agar senantiasa menambah keimanan mereka di samping harus menjaganya. Karena banyaknya pengaruh-pengaruh yang membuat iman itu kadang berkurang, maka sebagai seorang mukmin yang cerdas akan mempergunakan akal dan hatinya agar tidak terjerumus dalam hal-hal tersebut. Pembahasan dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan sehingga kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan guna perbaikan kedepan.
Nama

artikel,57,astronomi,4,Berita,190,budaya,6,ekonomi,3,fashion,3,gosip,4,hukum,8,inspiratif,7,Internasional,13,islam,21,kesehatan,5,militer,4,nasional,10,olahraga,1,opini,10,Politik,35,populer,6,sejarah,7,selebriti,3,seni,3,spiritual,6,Tausiah,5,tekno,2,tips,3,Unik,6,wanita,1,
ltr
item
Lensa News: Pengertian Iman menurut Al-Qur’an dan Al-Hadis
Pengertian Iman menurut Al-Qur’an dan Al-Hadis
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5wAmxRjXmruWPb6q05xnDVZym5cpUnU21ZKX49XTRFeCj6JWIdJmgoz1C91gan14riPY4EV3-leyZfWzugnh_0KRX5r8aIIEX22Nc2FdV4L2nWAfnH1ymZIt5i4JVGMNyj-TBiLBQr53G/s640/peranan-iman-dan-takwa-dalam-kehidupan-iman-2.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5wAmxRjXmruWPb6q05xnDVZym5cpUnU21ZKX49XTRFeCj6JWIdJmgoz1C91gan14riPY4EV3-leyZfWzugnh_0KRX5r8aIIEX22Nc2FdV4L2nWAfnH1ymZIt5i4JVGMNyj-TBiLBQr53G/s72-c/peranan-iman-dan-takwa-dalam-kehidupan-iman-2.jpg
Lensa News
http://lensa-nws.blogspot.com/2016/09/pengertian-iman-menurut-al-quran-dan-al.html
http://lensa-nws.blogspot.com/
http://lensa-nws.blogspot.com/
http://lensa-nws.blogspot.com/2016/09/pengertian-iman-menurut-al-quran-dan-al.html
true
7788556715240787709
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts LIHAT SEMUA Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy