Anies-Sandi sepertinya harus segera menydahi euforia pesta pelantikan dirinya. Sehari dua hari bolehlah mereka tertawa lepas. Namun saya ha...
Anies-Sandi sepertinya harus segera menydahi euforia pesta pelantikan dirinya. Sehari dua hari bolehlah mereka tertawa lepas. Namun saya harap keduanya sudah mulai serius memimpin DKI di hari kerja yang ketiga. Pasalnya, jutaan rakyat Jakart siap-siap menagih janji manis keduanya.
Belum apa-apa, Anies-Sandi sudah mendapat tuntutan dari masyarakat untuk segera merealisasikan janji-janjinya. Bahkan sebelum dilantik pada hari senin, 16 Oktober 2017, pada hari minggu, 15 oktober sudah ada sekelompok masyarakat yang melakukan aksi menuntut agar Anies-Sandi secepatnya menutup Alexis sebagaimana yang mereka janjikan saat kampanye. Kali ini, Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) memberikan waktu tujuh hari bagi Anies-Sandi untuk menepati janji menghentikan reklamasi Teluk Jakarta.
Ketua Bidang Pengembangan Hukum dan Pembelaan Nelayan KNTI Martin Hadiwinata mengatakan Anies-Sandi perlu membuktikan janji menolak reklamasi. KNTI turut hadir dalam pelantikan Anies-Sandi. Di depan Balai Kota, mereka beraksi untuk mengingatkan janji yang digaungkan Anies-Sandi saat kampanye.
Menurut Martin, peluang Anies-Sandi untuk menghentikan reklamasi sangat besar. Kewenangan mengeluarkan izin reklamasi masih berada di tangan gubernur, seperti yang tertulis dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 52 Tahun 1995 tentang Reklamasi Pantai Utara Jakarta. Jika dalam tujuh hari Anies-Sandi tidak melakukan tindakan nyata menghentikan proyek reklamasi, maka menurut Martin Anies-Sandi tidak memiliki niat yang baik.
Apa yang hendak dilakukan Anies-sandi dalam tujuh hari mendatang? Apakah semudah itu keduanya bisa memenuhi permintaan Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI)? Anies-Sandi sebetulnya tidak bersalah ketika dalam waktu tujuh hari mendatang tidak bisa menghentikan proyek reklamasi. Mereka bukan superhero atau pesulap yang bisa merubah keadaan dalam waktu singkat. Mereka hanyalah manusia biasa yang memiliki kekuatan terbatas.
Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) juga tidak bisa disalahkan begitu saja meskipun menuntut sesuatu yang terlihat tidak masuk akal. Memberikan waktu tujuh hari kepada Anies-Sandi untuk menghentikan mega proyek reklamasi bagi saya sesuatu yang tidak masuk akal. Mereka memang tidak peduli dengan cara apa Anies-Sandi menghentikan proyek reklamasi. Mereka hanya tahu Anies-Sandi telah berjanji akan segera menghentikan proyek reklamasi. Dan sekarang, mereka datang untuk menagih janji manis Anies.
Saat ini Anies-Sandi memang tidak salah. Kesalahan mereka adalah dulu saat kampanye. Mengapa hanya demi mendapatkan kemenangan, keduanya begitu jumawa obral janji menghentikan proyek reklamasi tanpa melalui kajian yang lebih mendalam dulu. Saya pikir Anies-Sandi terlalu gegabah ketika obral janji menghentikan proyek reklamasi.
Padahal jika mereka tida obral janji, setidaknya mereka bisa merasakan santai yang lebih lama setelah resmi dilantik. Tapi hidup memang butuh perjuangan dan pengorbanan bahkan kenekatan. Mereka nekat obral janji karena jika tidak seperti itu, kursi Gubernur dan Wakil Gubernur semakin sulit direngkuh. Obral janji pun tidak cukup untuk memenangkan Pilkada DKI jika tidak didukung upaya lain, apalagi jika tidak obral janji. Itulah pilihan nekat orang-orang yang ambisius terhadap kekuasaan.
Sekarang, setalah berhasil menjabat Gubernur dan Wakil Gubernur DKI, keduanya melihat betapa rumitnya persoalan proyek reklamasi dan sulit dicari solusinya, apalagi sampai menutup proyek yang sudah berjalan dan sudah dicanangkan sejak era Suharto. Saya yakin ada raa menyesal yang akan dialami keduanya karena saat kampanye begitu mudahnya obral janji manis.
Mulai saat ini, keduanya dituntut untuk bekerja ekstra keras. Tidak boleh lagi ada acara pesta kemenangan. Masa depan DKI untuk lima tahun ke depan menjadi tanggung jawab keduanya. Keduanya harus bisa membuktikan semua janji-janjinya jika ingin mengambil hati warga. Di sisi lain, keduanya juga harus bisa mengakomadasi kepentingan pengembang reklamasi.
Mau tida mau, Anies-Sandi memang harus memilih salah satu. Keduanya harus berani mengambil resiko. Jika nanti memilih untuk tidak menghentikan reklamasi, maka harus siap mendapat cemooh masyarakat dan dicap sebagai gubernur dan wakil gubernur yang hanya pandai obral janji tapi tak bisa dibuktikan. Keduanya juga harus siap jika suatu saat didemo oleh jutaan orang karena tidak memenuhi janji-janjinya.
Terlepas dari ketidak sukaanku terhadap Anies-Sandi, saya berharap Jakarta akan terus maju meskipun dipimpin oleh Anies-Sandi. Saya harap Anies-Sandi mau sedikit menurunkan ego dan mau meneruskan kebijakan-kebijakan Ahok yang itu baik untuk warga.