Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengungkapkan Pemprov DKI tengah menyiapkan penutupan jalan di Kawasan Tanah Abang, Jak...
Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengungkapkan Pemprov DKI tengah menyiapkan penutupan jalan di Kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Katanya Penutupan tersebut merupakan salah satu bagian dari konsep penataan Tanah Abang.
Penutupan jalan tersebut merupakan sebuah bentuk keberpihakan pemprov DKI Jakarta untuk PKL. Sandiaga Uno, sang wa gabener ini mengatakan bahwa penutupan jalan tersebut adalah wacana untuk memberikan 400 PKL Tanah Abang, agar bisa mencari nafkah, tanpa harus menghalangi. Selama ini, setahu saya para pedagang kaki lima secara aktif menutupi jalan bagi para pejalan kaki.
Namun sangat mantapnya, sekarang Pemprov DKI malah menyediakan jalan untuk para PKL bebas menjual. Sekarang Pemprov lah yang secara aktif menutup jalan ribuan pejalan kaki yang melintas, demi “kemasalahan”, bukan “kemaslahatan” hidup 400 PKL.
Ini adalah bentuk keberpihakan pemprov kepada 400 pedagang, dengan cara mengorbankan ribuan, bahkan jutaan (mungkin 7,5 juta) pejalan kaki. Ini adalah logika yang rasanya sangat luar biasa aneh, alias ajaib. Mungkin ketimbang mengatakan Anies Sandi aneh, kita bisa mengatakan orang ini anak ajaib. Upin Ipin pun rasanya tidak se”cerdas” mereka.
Sebelum kita membantai logika kita sendiri dan mengucapkan rasa sukur atas kebangkitan logika dan rasio Anies Sandi, mari kita mencoba untuk berjuang luar biasa untuk memahami
"Ini lagi dipersiapkan sekarang," kata Sandi di Masjid Istiqlal, Gambir, Jakarta Pusat, Minggu (10/12/2017).
Sandi menjelaskan, penutupan jalan tersebut merupakan salah satu upaya untuk mengakomodasi 400 PKL Tanah Abang. Pemprov, kata Sandi, ingin tetap menghidupkan perekonomian rakyat di kawasan tersebut.
"Memberikan tempat pada PKL ada 400 yang sudah didata, bisa cari nafkah," tuturnya.
Bagaimana kita bisa mengkritik logika pemprov DKI saat ini? Pertama, Sandi sedang mempersiapkan untuk memberikan tempat pada PKL. Sampai sekarang logikanya masih lumayan, namun bagaimanapun juga, kita harus tahu tempat seperti apa yang diberikan PKL.
Lucunya, pemprov malah menyiapkan penutupan jalan agar PKL bisa berdagang tanpa harus dihambat oleh pejalan kaki. Bukannya memperjuangkan para pejalan kaki untuk berjalan pada tempatnya, Pemprov malah menggunakan jalan yang SEHARUSNYA untuk pejalan kaki, malah diganti jadi untuk PKL. Ini adalah logikayang jenius. Logika yang sampai saat ini, saya masih tidak bisa bayangkan.
Apalagi, logika semacam ini pun didukung oleh seorang naga tak jelas, saudara dari penjual Kwetiau, yakni ZWJ (cari saja sendiri). Ia malah mendukung mati-matian, dan apapun disalahkan kepada Ahok. Hahaha. Manusia pembenci Ahok ini malah menjadi orang yang terlihat penuh kebencian. Luar biasa.Menurut Sandi, penutupan jalan tersebut juga bagian dari memuliakan pejalan kaki. Selain itu ia ingin dengan penutupan tersebut, commuters, pejalan kaki, dan PKL dapat terintegrasi.
"Dan dengan adanya penataan dari PKL, kami ingin Tanah Abang ini lebih teduh ke depannya," ujarnya.
Untuk diketahui, konsep penataan Tanah Abang telah sampai pada tahap final. Kendati demikian, pengumuman konsep penataan tersebut, akan diumumkan berbarengan dengan pelaksanaan dari penataan kawasan Tanah Abang.
"Nanti pengumumannya berbareng dengan launching (eksekusi konsep penataan) Tanah Abang. Waktunya lagi diatur sekarang," kata Sandi.
saya melihat bagaimanapun juga, Indonesia masih sarat dengan politik dinasti. Tidak mau tahu kecerdasan mereka, tidak perlu melihat gaya kerja, yang penting seiman, sekeluarga, dan haus kuasa. Ini adalah sistem yang harusnya dimusnahkan sejak zaman reformasi birokrasi. Reformasi 1998 hanya pelipur lara, namun mana realisasinya?
Tetap saja ada orang-orang lama yang berkuasa, mempertahankan marwah dirinya dan harga dirinya, agar tetap bisa mengeruk banyak pundi-pundi kue, uang, dan emas. Hidup mereka tetap ada sampai saat ini, lihat saja manusia-manusia jadul yang tidak jelas, berkutat sampai sekarang. Lihat saja siapa yang paling anti terhadap pemerintahan saat ini? Merekalah orang-orang tua, yang terbalik imannya, dan rasis. Iman yang rasis. Yah segitu saja.