Jakarta - Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimly Asshidiqie menegaskan pernyataannya soal dukungan untuk Presiden Joko ...
Jakarta - Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimly Asshidiqie menegaskan pernyataannya soal dukungan untuk Presiden Joko Widodo adalah resmi sebagai ketua umum.
"Itu resmi sebagai ketua umum, bukan pribadi. Ketua umum, ketua organisasi. Di Istana," kata Jimly saat dihubungi detikcom, Senin (11/12/2017).
Jimly mengatakan pernyataannya tersebut tidak perlu melalui prosedur, seperti melalui rapat atau musyawarah. Apa yang disampaikannya saat itu adalah sambutan sebagai ketua umum saat membuka Silaturahmi Kerja Nasional ICMI di Istana Kepresidenan Bogor.
"Oh tidak perlu (musyawarah nasional). Itu kan sambutan ketua umum. Nggak pernah ada sambutan organisasi ketua umum dibicarakan. Nggak ada itu. Nggak ada di seluruh dunia," ujar Jimly.
Pernyataan untuk mendukung Joko Widodo memimpin dua periode langsung saja menimbulkan polemik, bahkan dari tubuh ICMI. Jimly mengungkapkan hal itu wajar dalam kehidupan berorganisasi.
"Anggotanya ada berbeda nggak apa-apa. Kan organisasi intelektual boleh beda pendapat. Tapi Silaknas itu tidak membahas politik, kita kan membahas keadilan sosial. Bukan itu temanya. Beda pendapat nggak apa-apa nanti juga reda. Paling seminggu," sebutnya.
Sebelumnya, anggota Dewan Penasihat Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Fuad Bawazier menyebut ucapan Jimly tidak mewakili ICMI.
Fuad mengatakan ICMI bukan organisasi yang bergerak di bidang politik. Sehingga pernyataan-pernyataan ketua maupun pengurus yang mengarah ke politik dapat mencoreng tujuan ICMI.
"Jika benar ada pernyataan seperti itu, dukung-mendukung begitu sebetulnya bukan tradisinya ICMI. Kalaupun ada ICMI berbuat seperti itu, pasti berdasarkan suatu keputusan rapat yang bersifat nasional. Bukan berdasar pendapat individu. Itu pernyataan individu yang bisa menimbulkan kritik luas di dalam," ujar Fuad kepada wartawan, Sabtu (9/12).
(nkn/fjp)