Ketika Jokowi terpilih sebagai presiden, yang pertama dia ajak bicara untuk menyelesaikan swasembanda pangan adalah TNI. Mengapa ? karena ...
Usulan pembinaan teritorial untuk persatuan dan kesatuan dengan membuka akses wilayah yang terisiolir lewat pengadaan infrastruktur jalan negara, pelabuhan adalah juga usulan strategis TNI. Bahkan pembangunan kilang minyak dan lapangan Gas berskala triliunan rupiah di jadikan alasan strategis bagi Jokowi untuk membangun pangkalan militer untuk mengawal investasi tersebut, padahal senyatanya juga grand design TNI agar perundingan diplomasi laut CHina selatan indonesia mendapat tempat terhormat. Termasuk penentuan sikap pemerintah terhadap nasip Freeport dalam membela UU MInerba. Karenanya di Era Jokowi anggaran TNI naik tiga kali lipat dibandingkan era presiden sebelumnya.
Kehadiran Jokowi sebagai presiden semakin mengkokohkan paradigma TNI yang profesional sebagai pengawal NKRI dan Pancasila. Sebelumya peran TNI tidak diperhatikan oleh rezim reformasi. Karena euforia kekuasan ditangan sipil mengabaikan peranTNI sebagai kekuatan rakyat yang significant menentukan arah pembangunan nasional pro rakyat. Di era Jokowi, peran TNI ditingkatkan melalui kebijakan anggaran diatas 1 % GNP. Ini political will Jokowi yang sangat dihormati TNI. Dalam situasi ini maka TNI akan selalu men shadow setiap kebjakan politik Jokowi untuk memastikan tidak ada elite politik yang ingin mengacaukan situasi untuk menjatuhkan Jokowi.
Menurut teman saya yang juga politisi bahwa sikap Jokowi memang smart.
Ketika dia merasa lemah dihadapan elite politik maka dia gunakan kendaraan TNI untuk mengawalnya. Politik anggaran Jokowi yang pro peningkatan persenjataan TNI disamping memang sudah lama didambakan TNI, juga sebagai bentuk komitmen JOkowi untuk memastikan NKRI harga mati dan tidak akan berubah karena faktor politik apapun. Situasi ini dapat dipahami oleh Elite politik yang tadinya mereka mengira Jokowi akan lemah dibawah tekanan Politik. Karenanya mereka punya cara lain agar Jokowi tidak bisa menganggap kekuatan lain selain TNI.
Kekuatan di Indonesia ini selain TNI ada juga umat islam. Ini sangat dipahami oleh elite Politik, Ketika Jokowi semakin mesra denga TNI, maka elite politik menggunakan kekuatan massa islam untuk menjadi penyeimbang bargain politik. Aksi kolosal umat islam yang ada selama ini , bukanlah datang dengan sendirinya. Mereka bagian dari aksi politik elite politik untuk show force dan menyampaikan pesan kepada Jokowi “ Anda boleh dekat dengan TNI tapi mayoritas islam ada pada kami “. Kehebatan mereka menjatuhkan Ahok adalah success story kehebatan elite politik memainkan kartu umat islam. Tapi karena berkat kehebatan TNI bersama Polri bisa meng isolasi kekalahan Ahok tidak berdampak kepada Jokowi.
Usai aksi 212 tahun lalu, diadakan rapim TNI pada 2017 yang dinilai strategis dalam melanjutkan kehidupan berbangsa dan bernegara. TNI berkomitmen mendukung program pemerintahan yang sah. TNI sepakat menghadapi semua ormas yang bertentangan dengan Pancasila dan radikalisme serta mengganggu jalannya pembangunan nasional. Ini sikap politik TNI yang merupakan sinyal bahwa TNI ada dibelakang Jokowi. Jadi para politisi jangan main main. Apa yang di lakukan Jokowi sekarang seperti sikap militer yang berada dibelakang pemerintahan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi. Makanya teman politisi saya berkata bahwa Jokowi lebih kuat dari Soeharto. Karena Soeharto menempatkan TNI subordinat kekuasaan. Tapi jokowi menjadikan TNI part of him.
" Sampai hari ini belum ada sipil yang berani main main degnan TNI. Mereka pengecut dan cinta dunia, apalagi udah kenyang korup. Jokowi semakin tahun semakin bersingergi dengan TNI dan dukungan kepadanya semakin besar dan tak tergoyahkan"
Kalaupun ada riak politik menggunakan gerakan islam, itu akan disikapi secara kelembagaan oleh TNI dan Polri lewat operasi inteligent yang sistematis.
TNI punya akses kesemua kekuatan politik informal dan punya sumber daya untuk melakukan operasi kontra radikalisasi dan deradikalisasi.Sekarang gerakan itu semakin melemah. Sehingga prosesnya mengarah kepada pemandulan kekuatan ormas islam intoleran dan radikal yang ditunggangi oleh Partai Politik. “… kalau tahun depan ( 2019 ) ganti bukan Pak Jokowi, itu infrastruktur nggak berlaku itu. Demikian kata Gatot, sebagai sinyal bahwa TNI tak ingin presiden berganti setelah 2019. Bukan karena Jokowi semata tapi demi rakyat , yang terbaik untuk rakyat.
Erizely Jely Bandaro
Erizely Jely Bandaro